Temukan ragam event menarik disini, informasi kerjasama Klik Disini

Lomba Puisi dan Pidato Bung Karno

Event Sumenep - Lomba Puisi dan Pidato Bung Karno

Pemerintah Kabupaten Sumenep berkolaborasi dengan Ikatan Wartawan Online menggelar Lomba Puisi Karya Bung Karno dan Pidato ala Bung Karno dalam rangka Bulan Bung Karno juga bagian dari Sumenep Calendar of Event 2024

Lomba Puisi Karya Bung Karno

Ketentuan Lomba

Beberapa ketentuan Lomba Puisi Karya Bung Karno diantarnya
  1. Peserta wajib membaca naskah puisi yang telah ditentukan panitia
  2. Peserta hanya diperbolehkan membaca 1 (satu) judul puisi 
  3. Peserta adalah pelajar SMA/MA/SMK/ atau yang sederajat /MAHASISWA/UMUM
  4. Pendaftaran lomba dibuka mulai tanggal 1 Juni 2024 dan di tutup pada 26 Juni 2024
  5. Panitia akan memilih Juara I, II, III serta juara harapan I, II dan III 
  6. Keputusan Dewan Juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  7. Pelaksanaan Lomba Sabtu, 29 - 30 Juni 2024 di Pendopo Agung, Keraton Sumenep atau di Hall RRI Sumenep

Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian Lomba Baca Puisi Karya Bung Karno :
  1. Vokal (Artikulasi, Intonasi)
  2. Penghayatan (Interpretasi dan Ekspresi, serta penampilan keseluruhan / gestur)

Lomba Pidato ala Bung Karno

Ketentuan Lomba

Beberapa ketentuan Lomba Pidato ala Bung Karno diantaranya :
  1. Lomba pidato diselenggarakan untuk Umum
  2. Pendaftaran peserta 01 s/d 26 Juni 2024
  3. Durasi pidato 3-5 menit
  4. Materi Pidato : membawakan kembali pidato-pidato Bung Karno
  5. Pakaian / kostum yang digunakan mengikuti gaya berbusana Bung Karno
  6. Peserta harus datang 1 jam sebelum perlombaan dimulai.
  7. Peserta yang tiga kali dipanggil saat lomba dimulai dan tidak hadir dianggap mengundurkan diri

Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian Lomba Pidato Bung Karno :
  1. Intonasi, vokal dan artikulasi - Intonasi, vokal dan artikulasi mempunyai kemiripan dengan pidato-pidato Bung Karno
  2. Gaya / Mimik dalam berpidato - Gaya / mimik mempunyai kemiripan dengan Gaya Bung Karno
  3. Pakaian dan Kostum - Pakaian yang dikenakan bertema perjuangan dan mengikuti gaya berbusana Bung Karno
  4. Ketepatan Dalam berpidato (Durasi) - Durasi waktu pidato adalah 3 s/d 5 menit
Acara akan digelar pada :
  • Hari : Sabtu dan Minggu
  • Tanggal : 29 dan 30 Juni 2024
  • Tempat : Pendopo Keraton Sumenep
Segera daftarkan diri anda secara online, klik disini. Biaya pendaftaran lomba pidato dan baca puisi 20.000,- dibayarkan via transfer ke Rekening BRI : 0095-0108-2544-502 a.n. AHMAD SYARIF HIDAYATULLAH. Kuota terbatas hanya 100 pendaftar. Rebut Piala Bupati Sumenep dan hadiah lain bagi para juara. Informasi dan pertanyaan seputar lomba dapat menghubungi 0819-1804-9154 atau 0823 - 3170-0471


Materi Puisi Karya Bung Karno

Beberapa materi puisi karya Bung Karno yang dapat dijadikan referensi

SEJARAH YANG AKAN MEMBERSIHKAN NAMAKU

Karya : Bung Karno

Dengan setiap rambut di tubuhku
aku hanya memikirkan tanah airku

Dan tidak ada gunanya bagiku
melepaskan beban dari dalam hatiku
kepada setiap pemuda yang datang kemari
aku telah mengorbankan untuk tanah ini

Tidak menjadi soal bagiku
apakah orang mencapku kolaborator
Aku tidak perlu membuktikan kepadanya
atau kepada dunia, apa yang aku kerjakan

Halaman-halaman dari revolusi Indonesia
akan ditulis dengan darah Sukarno
Sejarahlah yang akan membersihkan namaku

(dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”, hlm. 304)

AKU MELIHAT INDONESIA 

Karya : Bung Karno

Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan Hindia bergelora
membanting di pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia

Jikalau aku melihat
sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi
batang-batang padi yang menguning menghijau
Aku melihat Indonesia

Jikalau aku melihat gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet
dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia

Jikalau aku mendengarkan
Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia

Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia

Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia

Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia

Jikalau aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia

Jikalau aku melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia

(dari buku “Bung Karno dan Pemuda”, hlm. 68-107)

MENGGERAKKAN TENAGANYA

Karya : Bung Karno

Diberi hak-hak atau tidak diberi hak
Diberi pegangan atau tidak diberi pegangan
Diberi penguat atau tidak diberi penguat
Tiap-tiap makhluk
Tiap-tiap umat
Tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak
Pasti akhirnya bangkit
Pasti akhirnya bangun
Pasti akhirnya menggerakkan tenaganya
Kalau ia sudah terlalu sekali merasakan
celakanya diri oleh suatu daya angkara murka!
Jangan lagi manusia
Jangan lagi bangsa
Walau cacing pun tentu berkeluget-keluget
kalau merasa sakit!

(dari buku “Indonesia Menggugat”, hlm. 62)

KAMI BUKAN BANGSA YANG PANDIR

Karya : Bung Karno

Ada sebabnya aku mengadakan perlawatan ini
aku ingin agar Indonesia dikenal orang
Aku ingin memperlihatkan kepada dunia
bagaimana rupa orang Indonesia

Aku ingin menyampaikan kepada dunia
bahwa kami bukan “Bangsa yang Pandir”
seperti orang Belanda berulang-ulang
mengatakan kepada kami

Bahwa kami bukan lagi
“Inlander goblok hanya baik untuk diludahi”
seperti Belanda mengatakan kepada kami berkali-kali

Bahwa kami bukan lagi
penduduk kelas kambing yang berjalan
menyuruk-nyuruk dengan memakai sarung dan ikat kepala
merangkak-rangkak seperti yang dikehendaki
oleh majikan-majikan kolonial di masa silam

(dari buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”, hlm. 8)

BERPEDOMANLAH PADA CITA-CITA

Karya : Bung Karno

Ya, kita hidup dalam dunia yang penuh ketakutan
kehidupan manusia sekarang digerogoti
dan dijadikan pahit-getir oleh rasa ketakutan

Ketakutan akan hari depan
ketakutan akan bom hidrogen
ketakutan akan ideologi-ideologi

Mungkin rasa takut itu
pada hakekatnya merupakan bahaya yang
lebih besar daripada bahaya itu sendiri

Sebab rasa takutlah yang
mendorong orang berbuat tolol
berbuat tanpa berpikir
berbuat hal yang membahayakan

Dalam permusyawaratan Tuan-tuan
saya minta, jangan kiranya Tuan-tuan
terpengaruh oleh ketakutan itu

Sebab ketakutan adalah zat asam
yang mencapkan perbuatan manusia
menjadi pola yang aneh-aneh

Berpedomanlah pada harapan
dan ketetapan hati
berpedomanlah pada cita-cita
berpedomanlah pada impian dan angan-angan

(dari pidato “Presiden Soekarno pada Pembukaan Konperensi Asia-Afrika” 18 April 1955)

SINAR ITU DEKAT

Karya : Bung Karno

Jikalau kita insyaf
bahwa kekuatan hidup itu
letaknya tidak dalam menerima
tetapi dalam memberi

Jikalau kita semua insyaf
bahwa dalam percerai-beraian itu
letaknya benih perbudakan kita;
Jikalau kita semua insyaf
bahwa permusuhan itulah yang menjadi
asal kita punya “via dolorosa”

Jikalau kita insyaf
bahwa roch rakyat kita masih penuh
kekuatan untuk menjunjung diri
menuju Sinar yang satu
yang berada di tengah-tengah kegelapan gulita
yang mengelilingi kita ini
pastilah persatuan itu terjadi
dan pastilah Sinar itu tercapai juga
Sebab Sinar itu dekat

(dari buku “Di Bawah Bendera Revolusi I”, hlm. 23)

Posting Komentar

© Event Sumenep. All rights reserved. Developed by Jago Desain
/*
Event Sumenep
Informasi Kerjasama Ingin menjalin kerjasama dengan kami? silahkan klik disini
*/
Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Halo, Ada yang bisa kami bantu?
Mulai chat...